REALITA, Palu — Korban jiwa kebakaran disusul ledakan tungku smelter di kawasan industri nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 20 orang.
Kepala Polda Sulteng Irjen Agus Nugroho mengatakan hal itu di Palu, Minggu (31/12/2023) malam seperti dilansir Kompas.id. Dalam rilis akhir tahun yang digelar di Markas Polda Sulteng, Kapolda mengatakan satu korban ledakan smelter yang dirujuk ke RS Sawerigading, Palopo, Sulawesi Selatan, meninggal. Dengan demikian, korban tewas akibat ledakan smelter itu bertambah menjadi 20 orang, dari sebelumnya 19 orang.
”Besok gelar perkara akan dilakukan. Kalau tersangka, sudah ada yang mengarah ke sana. Soal berapa yang tersangka atau siapa, kita tunggu hasil gelar perkara. Saya tak mau mendahului penyidik saya,” kata Agus.
Insiden kecelakaan kerja di Morowali dan Morowali Utara setidaknya terjadi tiga kali dalam sepekan ini. Dimulai dari ledakan tungku smelter di kawasan PT ITSS, Minggu (24/12/2023). Ledakan diduga dipicu sisa slag yang masih ada di tungku.
Menurut Agus, dari hasil olah tempat kejadian perkara, patut diduga insiden ini terjadi akibat ada beberapa prosedur standar operasional (SOP) yang dilanggar. Pelanggaran ini ada dari sisi petugas, metode, dan keputusan yang mestinya diambil oleh orang yang bertanggung jawab.
Dugaan ini juga diperkuat dari hasil pemeriksaan saksi, di antaranya korban selamat, pihak manajemen, supervisor, dan tenaga kerja asing ataupun Indonesia. Agus membantah dugaan bahwa ada kemungkinan ledakan disebabkan oleh bahan peledak.
Sementara itu, insiden lain terjadi di perusahaan tambang PT Sumber Permata Mineral di Petasia Timur, Morowali Utara, Sabtu (30/12/2023). Insiden ini menyebabkan dua pekerja tewas tertimbun.
”Memang ada kecelakaan kerja di Petasia Timur. Pihak polres sudah melakukan beberapa langkah, misalnya mengamankan TKP (tempat kejadian perkara), korban sudah divisum, dan kami sudah koordinasi dengan ahli pertambangan,” katanya.
Insiden kecelakaan kerja di Morowali dan Morowali Utara setidaknya terjadi tiga kali dalam sepekan ini. Dimulai dari ledakan tungku smelter di kawasan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Minggu (24/12/2023) sekitar pukul 05.30 Wita.
Perusahaan ini adalah salah satu penyewa di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Ledakan diduga dipicu sisa slag yang masih ada di tungku. Saat itu, karyawan sedang melakukan pemeliharaan.
Kejadian berikutnya terjadi di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada Kamis (28/12/2023) sekitar pukul 17.20 Wita. Kebakaran terjadi di strip gudang di lantai 2 jalur 3 PT GNI di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Mellysa Tanoyo, Head of Corporate Communication PT Gunbuster Nickel Industry, membenarkan adanya kejadian ini. Menurut dia, peristiwa ini dipicu percikan las yang menyambar dan menjadi kobaran api saat dilakukan pekerjaan perbaikan dan perawatan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tengah Arnold Firdaus mengatakan, pihaknya cukup rutin melakukan pengawasan dan pemantauan di lokasi industri, termasuk PT IMIP. Namun, dia mengakui pengawasan yang dilakukan belum maksimal, terlebih ada banyak industri nikel di Morowali. (*)
sumber Kompas.id