Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi menjelaskan jika sumber tsunami berasal dari zona megathrust, maka pesisir Sumatera Barat memiliki waktu emas 20–30 menit, sedangkan Kepulauan Mentawai hanya sekitar 10 menit.
“Latihan ini penting untuk melatih kesiapsiagaan dan kecepatan respon masyarakat, baik dalam mengenali gejala alam, memahami sistem peringatan dini, maupun melakukan evakuasi mandiri,” ujar Suaidi Ahadi.
Ia menambahkan simulasi menggunakan pemodelan gempa Nias Selatan. Berdasarkan skenario itu, ketinggian tsunami yang mencapai pesisir Kota Padang diperkirakan maksimal lima meter, dengan gelombang sisa menjalar ke wilayah tengah kota sekitar 20 sentimeter.
“Dipilihnya Hotel Santika karena dalam skenario gempa Nias Selatan, tinggi tsunami di Kota Padang hanya sekitar lima meter, sehingga lokasi ini masih aman. Namun jika kejadian sebenarnya terjadi, BMKG akan membuat skenario sesuai kondisi aktual,” tambah Suaidi Ahadi.
Kapolda Sumbar Gatot Tri Suryanta, Wadankodaeral II Laksamana Pertama TNI Mulyadi, perwakilan BNPB, Forkopimda Sumbar dan Kota Padang, serta sejumlah organisasi kebencanaan turut hadir memantau pelaksanaan Padang Tsunami Drill 2025. (*)
(Sumber hariansinggalang.co.id)







