Example floating
Example floating
EKONOMI

Dr. Marshal : Persoalan Beriga, Moment Bagi Babel Dapatkan Royalti 10 Persen

95
×

Dr. Marshal : Persoalan Beriga, Moment Bagi Babel Dapatkan Royalti 10 Persen

Sebarkan artikel ini
Foto Ist

PANGKALPINANG – Penolakan masyarakat terhadap pelaksanaan pertambangan laut di kawasan Batu Beriga dinilai dapat menjadi ‘Golden Moment’ dalam mendorong royalti PT Timah ke Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi lebih layak.

Doktor ekonomi asal Bangka Belitung, Marshal Imar Pratama mengatakan, penolakan terhadap aktivitas pertambangan laut seharusnya juga dapat merambat ke desa-desa lain, sehingga bisa  menjadi salah satu dasar mengkaji ulang kehadiran pertambangan di Babel, mulai dari tata kelolanya sampai pembagian hasilnya untuk daerah.

“Sudah cukup lama Babel dibodohi, saya berharap Babel memiliki nilai tawar yang tinggi yang bisa berdampak pada didapatkannya royalti sebesar 10 persen saat posisi PT Timah sedang dilematis. Terkadang manajemen konflik itu harus diciptakan dalam menggapai tujuan, apalagi ini tujuannya baik untuk Babel,” kata Marshal, kepada awak media.

Menurut Marshal, PT Timah selalu berdalih pada kontribusinya yang besar terhadap Babel, padahal kenyataannya yang diberikan perusahaan ini kepada Babel masih jauh dari yang diharapkan dan tidak sesuai dengan kerusakan lingkungan akibat pasca tambang tersebut.

“Begitu sulitnya PT Timah memberikan royalti 10 persen dengan alasan klasik, sampai mereka rela bocor 300 triliun rupiah ketimbang memberikan kepada Babel,” ungkapnya.

Dengan kerusakan yang telah ditimbulkan pasca tambang selama ini, lanjut dia, Babel haruslah memiliki nilai tawar yang lebih tinggi. Sehingga nantinya dari royalti itupula Bangka Belitung dapat ‘memperbaiki diri’ serta mensejahterakan masyarakat.

“Kita harus punya nilai tawar yang kuat, untuk mendapatkan hak secara permanen dari Timah di Babel, minimal 10 persen lah,” katanya.

Marshal juga menjelaskan, bahwa Royalti bisa saja dalam wujud obligasi atau surat berharga lainnya yang sudah menjadi asset dan saham bagi Babel dalam bentuk investasi jangka panjang. Apa yang menjadi tuntutan ini sangatlah setimpal. Karna  selama ratusan tahun adanya aktifitas pertambangan timah, hanya sedikit  manfaat yang didapatkan masyarakat Babel. Artinya tidak ada kebermanfaatan lebih besar dari penambangan timah itu sendiri, kecuali hanya untuk menopang makan sehari-hari masyarakat saja.

Baca Juga:  PT Timah Raih Penghargaan atas Kontribusinya Mendukung Pembangunan Kota Pangkalpinang

“Kenyataanya Babel juga tidak bisa maju oleh masyarakatnya sendiri yang konservatif dalam berpikir serta bertindak, karena ada saja masyarakat yang berdalih pada lapangan pekerjaan bila pertambangan itu ditutup. Padahal Babel bisa maju dengan sektor-sektor lainnya, dan isu seperti ini selalu dimunculkan pada saat terjadinya konflik antara pelaku pertambangan dengan masyarakat yang menolak pertambangan,” sambung Doktor Ilmu Ekonomi ini.