Memasuki babak kedua, Semen Padang berusaha bangkit dengan menekan pertahanan Bhayangkara FC. Pergantian strategi dilakukan oleh pelatih anyar Dejan Antonic, yang baru saja menggantikan Eduardo Almeida. Namun, perubahan itu belum membuahkan hasil.
Serangan demi serangan Kabau Sirah terus mentah di barisan pertahanan Bhayangkara yang tampil disiplin. Peluang terbaik Semen Padang datang di masa injury time ketika Angelo Meneses mendapat kesempatan emas di depan gawang, namun tendangannya masih melambung tinggi.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 1-0 untuk Bhayangkara FC tidak berubah. Kemenangan ini membuat Bhayangkara FC naik ke posisi kesembilan klasemen sementara Super League 2025-2026 dengan koleksi 11 poin. Sebaliknya, Semen Padang FC masih terbenam di dasar klasemen dengan baru mengumpulkan 4 poin dari delapan laga — hasil dari satu kemenangan, satu imbang, dan enam kekalahan.
Hasil ini memperpanjang rekor buruk Semen Padang FC yang belum merasakan kemenangan dalam enam laga terakhir. Pergantian pelatih dari Eduardo Almeida ke Dejan Antonic belum mampu mengubah peruntungan tim berjulukan Kabau Sirah tersebut.
Dejan yang hadir langsung di bangku cadangan pada laga debutnya harus menyaksikan timnya tampil tanpa kreativitas di lini depan dan rapuh di pertahanan. “Kesalahan kecil kembali menghukum kami. Kami harus lebih fokus dan bermain dengan keyakinan tinggi di laga berikutnya,” ujar Dejan seusai laga. (arjuna)
