PENAJAM – Kasus remaja berinisial J (17) di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), yang tega membunuh satu keluarga yang merupakan tetangganya terus berlanjut.
Terbaru, warga merobohkan rumah pelaku hingga rata dengan tanah.
“(Betul) Rumah pelaku sudah roboh rata dengan tanah,” ujar Camat Babulu Kansip kepada detikcom, Sabtu (10/2/2024).
Proses penggusuran rumah pelaku itu dilakukan dengan menggunakan satu unit ekskavator pada pukul 11.00 Wita pagi tadi. Kansip mengatakan proses perobohan rumah sudah kesepakatan antara pihak keluarga korban, warga dan disetujui keluarga pelaku.
“Permintaan keluarga korban dan warga setempat dan diiyakan oleh keluarga pelaku dengan surat pernyataan bersedia, pindah tempat dari RT 18 Desa Babulu Laut atau di luar PPU, dan bersedia dirobohkan rumahnya dengan syarat semua barang berharga dikeluarkan terlebih dahulu,” terangnya.
Kansip sendiri menegaskan meski begitu dalam prosesnya tak ada aksi pengusiran yang dilakukan oleh warga. Keluarga pelaku pun dengan lapang dada pindah ke luar dari Kabupaten PPU.
“Tidak ada pengusiran dan bersedia keluar sendiri dari desa (pindah jauh). Iya pindah di luar Kabupaten PPU,” ungkapnya.
Sementara itu, selain rumah keluarga pelaku rencananya rumah korban juga akan dirobohkan. Tetapi eksekusinya akan dilakukan setelah 40 atau 100 hari pascakejadian. “Nanti setelah 40 hari atau 100 hari setelah kematian keluarganya baru dirobohkan juga atas permintaan keluarga korban. Agar menghilangkan trauma di keluarga dan warga setempat,” katanya.
Detik-detik Pembunuhan
Pembunuhan terjadi di rumah korban di Jalan Sekunder 8, Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu pada Selasa (6/2) sekitar pukul 02.00 Wita. Kelima korban merupakan pasangan suami istri berinisial WO (34), dan SW (33) serta tiga anaknya masing-masing JS (14), VD (10) dan AA (2,5).
Aksi keji itu berawal saat pelaku J berpesta miras bersama rekan-rekannya. Setelah mabuk, J pulang ke rumahnya dan sempat diantar oleh rekan-rekannya.
“Begitu sampai di rumah muncullah niat itu (membunuh),” ujar Kapolres PPU AKBP Supriyanto kepada detikcom.
J akhirnya mengambil sebilah parang di rumahnya kemudian bergegas ke rumah korban. Saat tiba, pelaku langsung mematikan aliran listrik di rumah korban, namun tak langsung beraksi sebab WO sebagai kepala keluarga belum pulang ke rumahnya.
“Jadi setelah sampai ayahnya (WO) langsung ditimpas, dihabisi dekat pintu,” kata Supriyanto.
Istri WO, SW yang mendengar suara keributan akhirnya terbangun dan mendekat ke sumber suara. Namun wanita itu juga diserang oleh pelaku.
“Ibunya bangun kemudian ibunya (SW) ditimpas juga. Kemudian anaknya bangun ditimpas lagi. Kemudian anak yang pertama di kamar sebelah, terakhir untuk memastikan bapaknya ditimpas lagi,” jelasnya.
Perkosa Jasad
Setelah memastikan semua tidak bernyawa lagi, J kemudian memperkosa jasad SW. Awalnya penyidik menduga J hanya memperkosaJS, anak pertama WO. Namun saat dilakukan rekonstruksi terungkap bahwa J juga memperkosa jasad SW.
“Ibu korban juga diperkosa, ya dalam reka adegan seperti itu,” ujar Kasat Reskrim Polres PPU AKP Dian Kusnawan kepada detikcom, Rabu (7/2).
Dalam penyidikan awal polisi terungkap bahwa setelah membunuh para korban, pelaku mendatangi jasad korban JS. Pelaku lalu memperkosa jasad JS.
“Kalau dari pengakuan pelaku, korban (anak pertama) sudah meninggal baru diperkosa. “Jadi posisinya korban ditemukan dalam kondisi setengah telanjang, hanya mengenakan baju,” kata Supriyanto.
Pelaku J pun tidak menampik dirinya memperkosa kedua korban. Bahkan menurutnya, dia lebih dulu memperkosa ibu korban sebelum putrinya.
“(Persetubuhan itu) iya. (Siapa lebih dulu) mamanya (setelah bunuh JS) iya (lalu JS) iya,” ujar J di hadapan penyidik. (rn/detik)