Example floating
Example floating
SUMBAR

Pemprov Sumbar Pastikan Banjir Longsor Pessel Tidak Pengaruhi Ketersediaan Beras Selama Puasa dan Lebaran

155
×

Pemprov Sumbar Pastikan Banjir Longsor Pessel Tidak Pengaruhi Ketersediaan Beras Selama Puasa dan Lebaran

Sebarkan artikel ini

PADANG (realita.news) – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, memastikan, bencana banjir dan longsor yang merendam ribuan hektar sawah di Kabupaten Pesisir Selatan beberapa waktu lalu, tidak akan mempengaruhi ketersediaan stok beras yang dibutuhkan masyarakat sampai dengan setelah lebaran idul fitri mendatang.

Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumatra Barat, Syaiful Bahri menyebut, Kabupaten Pesisir Selatan memang menjadi salah satu sentra penghasil padi utama Sumbar disamping Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Sijunjung. Namun demikian masyarakat tidak boleh sampai melakukan aksi Panic Buying.

“Apalagi produksi beras kita setiap bulannya surplus sebanyak 20 sampai 30 ribu ton. Jadi tanaman padi yang gagal panen di Pesisir Selatan akan bisa kita konversi dengan hasil panen padi di daerah lain yang tidak terdampak,” ujarnya saat menggelar konferensi pers bersama dengan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sumatra Barat Novrial dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Siti Aisyah Kamis (21/3) kemarin.

Menurut Syaiful Bahri, rata-rata areal persawahan masyarakat yang terkena bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan, adalah padi yang baru saja ditanam. Sehingga dampaknya terhadap ketersediaan beras di pasaran, baru akan terasa selama dua atau tiga bulan ke depan.

Namun demikian, ia memastikan, setelah lebaran idul Fitri nanti, Dinas Pangan Sumbar akan segera memasok dan mendistribusikan stok beras dari daerah tidak terdampak lainnya ke Kabupaten Pesisir Selatan.

“Akan kita pasok agar jangan sampai mereka kekurangan. Namun sampai menjelang lebaran, saya perkirakan mereka akan belum terdampak . Karena ada pasokan dari Bulog dan juga panen dari daerah lainnya,” ucapnya.

Terkait komoditas cabai merah yang beberapa waktu terakhir sempat mengalami lonjakan harga, Syaiful Bahri menyampaikan pihaknya telah melancarkan Operasi Pasar (OP) komoditas Cabai di sejumlah daerah.

Baca Juga:  Kabupaten Agam Dikepung Bencana, Banjir Bandang Landa 5 Daerah

“Seperti di Pesisir Selatan atau Painan, disana harga Cabai sempat mencapai 93 ribu rupiah. Kita masuk dengan harga 43 ribu rupiah. Begitupun di Lubuk Basung, waktu itu harga 85 ribu rupiah, Alhamdulillah setelah kita masuk, saat ini harga cabai di berbagai daerah sudah mulai turun,” jelasnya.

Menurut Syaiful Bahri, lonjakan harga cabai yang terjadi beberapa waktu lalu, dipicu oleh gagal panen yang dialami para petani Cabai di Salingka Gunung Marapi yang saat ini masih mengalami erupsi.