PANGKALPINANG (REALITA) – Puluhan massa yang tergabung dari mahasiswa dan nelayan mengelar aksi unjukrasa di depan Mapolda Babel, Selasa (12/12/2023). Mereka meminta Kapolda Bangka Belitung menindak aktifitas penambangan di Teluk Kelabat Dalam Kawasan Desa Rinding Panjang Kabupaten Bangka.
Menurut pengunjuk rasa, aktifitas penambangan liar di Kawasan Teluk Kelabat Dalam itu telah berlangsung lama dan menganggu nelayan menangkap ikan karena wilayah tangkap mereka dipenuhi Ponton Isap Produksi (PIP).
“Diteluk Kelabat Dalam saat ini ada sekitar 400 ponton. Bagaimana kami bisa menghidupi keluarga kami sementara laut tempat kami mengais rezeki tertutup oleh aktifitas penambangan,” kata Wisnu Ketua Umum Nelayan Riding Panjang dalam opasinya dihadapan belasan polisi yang berbaris menutup pintau masuk Mapolda Bangka Belitung.
Menurut Wisnu yang juga pembina Nelayan Teluk Kelabat Dalam, berbagai upaya telah mereka lakukan agar para penambang liar tersebut menghentikan aktifitasnya di kawasan yang sejak beberapa tahun lalu ditetapkan sebagai kawasan bebas penambangan.
“Tapi mereka tetap bekerja dan kami minta Bapak Kapolda jangan anggap remeh keadaan ini karena semuanya berkaitan dengan hayat hidup nelayan. Kami mohon Bapak Kapolda memerintahkan aparatnya untuk menertibkan tambang ilegal di Perairan laut Teluk Kelabat Dalam,” tegasnya.
Sementara itu, Oktaf Renaldi koordinator aksi dalam oprasinya lebih banyak menyorot lemahnya penegakan hukum terhadap pelaku tambang ilegal di Bangka Belitung. “Para penambang liar itu seakan akan terlindungi sehingga terlihat seringkali polisi bicara penegakan hukum tapi di lapangan tidak menegakkan hukum. Mereka yang berseragam lebih memilih jadi saksi penindasan yang dialami nelayan,” katanya.
Sedangkan Raharjo, perwakilan nelayan Des Rukam, mengatakan sejak lima atau empat tahun belakangan masyarakat nelayan di Kawasan kelabat kesulitan mendapatkan ikan karena aktivitss tambang ilegal.
“Sebelumnya masyarakat nelayan bisa menyekolahkan anaknya sampai kuliah dari hasil melaut, tapi lokasi kami cari itu hancur. Dan ini menyebabkan biota laut mati dan musnah. Sekarang untuk makan pun kami susah. Jadi tolong Pak Kapolda bertindak dan menangkap penambang liar tersebut,” pinta Raharjo.
Setelah melakukan orasi, perwakilan nelayan dan mahasiswa yang diinisiasi Kapolresta Pangkalpinang Kombes Pol Gatot diterima jajaran petinggi Polda Bangka Belitung.
Belasan mahasiswa dan nelayan yang menjadi perwakilan pengunjuk rasa meminta Kapolda Bangka Belitung menindak tegas penambang liar dan oknum aparat yang terlibat dalam aktivitas tambang ilegal di wilayah Teluk Kelabat, membentuk Satgas Khusus yang melibatkan masyarakat terdampak, mengusut tuntas mafia tambang ilegal dan meminta Kapolda menempatkan anggotanya mengawasi penambangan di lokasi tangkap ika nelayan. (repli)