JAKARTA (realita.news)– Jalan Megawati Hangestri Pertiwi bersinar bersama Jung Kwan Jang Red Sparks di Liga Voli Korea tidak mudah, penuh liku.
Megawati yang merupakan warga Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, Jawa Timur, adalah bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Siti Muhanah dan Maksum (almarhum).
Sejak kecil Megawati banyak berteman dengan laki-laki. Alhasil lebih kenal dengan sepak bola ketimbang bola voli. Megawati kerap meminta dibelikan sepatu bola kepada ayahnya. Namun ayahnya mengarahkan Megawati ke bola voli.
“Saat pertama kali saya mulai bermain bola voli, itu sulit dan tidak menyenangkan. Tangan dan lengan saya sangat sakit,” kata Megawati kepada Chosun.
“Seiring berjalannya waktu, bola voli menjadi sangat menyenangkan,” ucap Megawati menambahkan.
Saran ayah dan pilihan Megawati tidak salah. Setelah mengenal dan menekuni voli sejak usia 11-12 tahun atau sekitar kelas 5 SD, Megawati menemukan bakatnya pada olahraga tersebut.
Megawati menjalani pendidikan di SDN Jember Kidul, lalu berlanjut ke SMPN 01 Jember. Di tingkat SMP itu kualitas bola voli Megatron makin terasah.
Titik tolak Megawati di bola voli ketika tampil di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Kalimantan Timur mewakili Jawa Timur. Pada ajang itu Mega mengantar Jawa Timur meraih peringkat kedua.
Dari sana bakatnya dipantau dua klub besar: Bank Jatim dan Petrokimia Gresik. Mega akhirnya menjatuhkan pilihan ke Bank Jatim.
Pelatih Bank Jatim, Labib, menceritakan pengalamannya melatih Megawati semasa remaja. Di mata Labib, Mega adalah pemain yang mudah beradaptasi.
“Kalau dulu di Bank Jatim ada senior yang bagus-bagus. Makanya dia bisa beradaptasi langsung di Bank Jatim ketika masih usia 13 tahun kelas tiga SMP. Dia yang awalnya malu-malu tapi banyak menerima pelajaran dari senior,” tutur Labib.
“Megawati itu cepat beradaptasi karena dia tidak neko-neko. Dia banyak diam di kamar, kalau ada kegiatan baru keluar,” kata Labib menambahkan.