Example floating
Example floating
HEADLINE

Ini Dia, 6 Putra Minang dalam Kabinet Merah Putih Prabowo, Siapa Saja Mereka?

1569
×

Ini Dia, 6 Putra Minang dalam Kabinet Merah Putih Prabowo, Siapa Saja Mereka?

Sebarkan artikel ini
Menteri Kabinet Merah Putih Probowo Subianto. (Foto Ist)

JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto resmi melantik jajaran menterinya yang mengisi Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pelantikan ini dilaksanakan pasca pengumuman jajaran kabinet yang disampaikan Prabowo, pasca resmi menjabat sebagai Presiden ke 8, Minggu (20/10) kemarin.

Prabowo mengumumkan daftar Menteri dan Wakil Menteri yang mengisi kabinetnya didampingi oleh Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka. Selain itu, tampak pula hadir Ketua DPP Partai Gerindra yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad.

Adapun menurut rencana, usai para Menteri dilantik, Prabowo juga bakal melantik Wakil Menterinya pada siang hari nya. “Siang harinya akan dilantik para Wakil Menteri,” katanya.

Adapun tokoh-tokoh yang dipilih Prabowo untuk mengisi jabatan di dalam kabinet berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari politisi, akademisi, militer, polisi, pengusaha, profesional dan praktisi hukum. Beberapa di antaranya bahkan ada yang merupakan putra asli Minangkabau.

Seperti dilansir Klikpositif, terdapat tokoh-tokoh putra Minangkabau yang dipanggil Prabowo masuk ke dalam Kabinet Merah Putih. Berikut daftarnya.

1. Fadli Zon

Fadli Zon merupakan politisi Partai Gerindra yang berasal dari Payakumbuh. Ia memiliki gelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang. Selama berpolitik, mantan aktivis 98 ini pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2014–2019.

Bersama Prabowo Subianto, ia ikut mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum. Sejak 8 Oktober 2015 hingga 2019, ia juga dipercaya sebagai Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Se-Dunia.

Fadli Zon sendiri lahir di Jakarta, dan merupakan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim. Ia dipercaya oleh Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Kebudayaan.

Baca Juga:  Hidayat Arsani Gagas Penyelamatan PT Timah

2. Yusril Ihza Mahendra

Yusril Ihza Mahendra lahir di Lalang, Manggar, Belitung Timur, pada 5 Februari 1956. Ia terkenal sebagai pengacara, pakar hukum tata negara, politikus, hingga intelektual Indonesia. Ia menamatkan pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Lalu melanjutkan ke University of the Punjab, Pakistan, serta meraih gelar doktor di Universitas Sains Malaysia.

Yusril mengawali karier sebagai dosen di Universitas Indonesia, dan kini dipercaya mengemban jabatan Menteri Koordinator Bidang Hukum Ham, Imigrasi dan Kemasryakatan.  Selain itu, ia juga aktif di sejumlah organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Selama masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Yusril menjadi Menteri Sekretaris Negara.  Berbicara mengenai silsilah keluarga, banyak yang mengatakan bahwa ia adalah keturunan Kesultanan Johor dari pihak ayah, sedangkan ibunya berasal dari keluarga Minang. Yusril sendiri dilahirkan dari pasangan suami istri Idris Haji Zainal Abidin dan Nursiha Sandon.

Kakek buyutnya, Haji Thaib, merupakan seorang bangsawan asal Kesultanan Johor, Malaysia. Mereka menetap di Belitung sejak awal abad ke-19. Sementara Nursiha atau ibu Yusril berasal dari Aie Tabik, Payakumbuh, Sumatera Barat.

Neneknya Nursiha merantau dari Minangkabau hingga menetap di Belitung mulai abad ke-19.

3. Hasan Nasbi

Tokoh satu ini merupakan pria kelahiran Kota Bukittinggi, Ibunya merupakan adik satu bapak dari Ahmad Syafi’i Ma’arif, ulama dan cendikiawan Muslim Indonesia. Ia adalah seorang konsultan politik Indonesia yang menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan sejak 19 Agustus 2024.

Ia merupakan salah satu Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.  Hasan Nasbi pernah sebentar menjadi wartawan Kompas antara 2005 hingga 2006.

Baca Juga:  Erzaldi Prioritaskan Urus Wilayah Pertambangan Rakyat dan Juknis Izin Pertambangan Rakyat

Setelah menekuni profesi sebagai wartawan, ia menjadi peneliti Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia hingga 2008. Setelah itu, ia mendirikan Cyrus Network, sebuah lembaga survei, yang kemudian membuatnya berkenalan dengan Wali Kota Surakarta Joko Widodo.