BUKITTINGGI – Gunung Marapi kembali meletus mengeluarkan debu vulkanik setinggi 500 meter yang kali ini terlihat jelas oleh warga di daerah Agam dan Bukittinggi, Jumat (19/1).
“Telah terjadi erupsi pada pukul 10.14 WIB hari ini dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak atau 3.391 meter di atas permukaan laut,” kata petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Teguh Purnomo.
Ia menjelaskan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. “Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 6.1 milimeter dan durasi sementara ini 1 menit 2 detik,” katanya.
Salah seorang warga Kota Bukittinggi, Rizal Hatta (36) mengatakan letusan tidak menimbulkan suara dentuman namun sangat jelas terlihat tingginya abu vulkanik dari puncak Marapi.
“Tidak juga ada getaran seperti gempa, tapi jelas terlihat karena biasanya tertutup awan Arah asapnya sepertinya ke arah Kota Padang Panjang,” kata dia.
Letusan ini menjadi erupsi ke-132 sejak pertama kali Gunung Marapi erupsi di periode awal Desember 2023. Rinciannya, Gunung Marapi mengalami erupsi 24 kali di Januari 2024 hingga saat ini dan 108 kali di Desember 2023.
Gunung Marapi saat ini berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar gunung tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (kawah verbeek).
BIM Kembali Ditutup
Akibat terdampak sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Marapi tersebut, Bandara Internasional Minangkabau (BIM) kembali ditutup. Penutupan ini dilakukan mulai pukul 14.15 WIB pada Jumat (19/1/2024).
Kepala Otoritas Bandara Wilayah VI Capt Megi H Helmiadi mengatakan langkah penutupan BIM tersebut dilakukan dengan pertimbangan aspek keselamatan para penumpang pesawat terbang. Sebab, jika penerbangan tetap dilakukan, maka abu vulkanik berpotensi masuk ke dalam kabin pesawat.
“Abu vulkanik dapat menyumbat sistem pemantau kecepatan udara yang merupakan bagian penting ketika terbang dan mendarat. Selanjutnya, dapat mengganggu navigasi dan sistem elektronik lainnya,” kata Capt Megi.
Selain itu, sebaran abu vulkanik juga menyebabkan landasan menjadi licin, sehingga membahayakan aktivitas lepas landas maupun saat pesawat akan mendarat. Terakhir, abu vulkanik bisa merusak fungsi mesin (turbine compressor) pada pesawat, sehingga mengurangi efisiensi. “Atas pertimbangan tersebut serta demi keselamatan penerbangan, maka BIM akan ditutup pukul 14.15 WIB,” ujarnya pula.
Sejak Gunung Marapi erupsi pada 3 Desember 2023, otoritas bandara telah menutup operasional BIM sebanyak tiga kali. Penutupan pertama terjadi pada Jumat 22 Desember 2023. Kemudian, pihak otoritas bandara kembali menutup aktivitas penerbangan dalam dan luar negeri pada 5 Januari 2024 yang juga terdampak oleh sebaran abu vulkanik. Terakhir, BIM terpaksa ditutup pada Jumat siang akibat sebaran abu vulkanik.
Hingga saat ini, Gunung Marapi masih berstatus siaga level III. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjauhi zona bahaya. (*/ant)
sumber hariansinggalang.co.id