JAKARTA (realita.news) – Ahmad Luthfi naik pangkat dari Irjen (jenderal bintang 2) ke Komjen (jenderal bintang 3). Kenaikan pangkat diterima setelah dia mendapat penugasan baru di luar Polri sebagai jabatan Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan sejak 26 Juli 2024.
Saat ini, Ahmad Luthfi berusia 57 tahun dan 22 November 2024 nanti akan berusia 58 tahun atau masuk masa pensiun.
Kemungkinan besar pangkat Komjen itu merupakan pangkat terakhir diterima Ahmad Luthfi. Namun, itu merupakan pencapaian luar biasa. Pasalnya, dia bukan merupakan alumnus Akpol.
Seperti dilansir tribun-timur.com Saat ditunjuk menjadi Kapolda Jateng, sosok Ahmad Luthfi cukup menyita perhatian publik karena tugas baru ini diemban ketika Polri melakukan mutasi besar-besaran pada 2020.
Sebanyak 520 perwira tinggi dan menengah, dengan sembilan Kapolda dimutasi oleh Jenderal (Pol) Idham Azis yang pada saat itu menjabat sebagai Kapolri.
Selain itu, sosok Ahmad Luthfi juga diperbincangkan publik karena ia menjadi Kapolda Jateng pertama yang bukan lulusan Akpol.
Menurut Neta S Pane yang pada 2020 menjabat sebagai Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), mutasi Polri pada 2020 menunjukkan ada tiga gerbong besar yang bergerak.
”Yakni naiknya orangnya, Presiden Jokowi menjadi Kapolda Jawa Tengah, naiknya orang-orangnya Kapolri Idham Azis, di antaranya menjadi Kapolda Kalimantan Tengah dan Kapolda Jawa Timur, serta naiknya orangnya Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan menjadi jenderal bintang tiga,” ujar Neta.
Neta mengatakan, dari tiga gerbong tersebut, penunjukkan Ahmad Luthfi menjadi yang paling fenomenal. Ia menilai, melesatnya karier Ahmad Luthfi bermula saat ia menjadi panitia pengamanan pernikahan putri Presiden Joko Widodo di Solo pada 2017.
Pada saat itu, Neta menduga, Jokowi sengaja mempersiapkan Ahmad Luthfi sebagai Kapolri di masa yang akan datang menggantikan Idham. Namun, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo yang akhirnya dilantik menjadi pengganti Idham sebagai Kapolri.
Alumnus Sepa
Ahmad Luthfi lahir di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada 22 November 1966. Ia memulai kariernya di kepolisian ketika masuk Sekolah Perwira (Sepa) Militer Sukarela (Milsuk) Polri pada tahun 1989.
Pada saat itu, Ahmad Luthfi bisa masuk Sepa Milsuk karena ia mempunyai latar belakang intelijen keamanan.
Setelah menamatkan pendidikan di Sepa Milsuk, Ahmad Luthfi melanjutkan studinya di Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa) pada 2000. Pendidikan Ahmad Luthfi berlanjut di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri pada 2005.
Dua tahun setelahnya, ia masuk Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Masuk “Geng Solo”
Ahmad Luthfi yang masuk bursa calon Gubernur Jateng ternyata memiliki hubungan dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut bermula ketika ia ditugaskan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Solo pada 2011.
Pada saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo sebelum maju Pilkada DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama.
Pada 2015, Ahmad Lutfi mengemban tugas baru sebagai Kapolresta Solo dengan pangkat komisaris besar (kombes) setelah dipromosikan oleh Markas Besar Polri.
Perjalanan karier Ahmad Luthfi berlanjut sebagai Analisis Kebijakan Madya Bidang Sosial Budaya Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Polri pada 2017.
Tidak lama setelahnya, ia diangkat menjadi Wakapolda Jateng pada 2018 dengan pangkat brigadir jenderal (brigjen) atau jenderal bintang satu.
Setelah itu, ia mendapat kenaikan pangkat menjadi inspektur jenderal (irjen) sebagai Kapolda Jateng dengan dua bintang tersemat di pundaknya.(*)